MALANG KOTA – Perlombaan kampung tematik yang digelar Pemkot Malang bakal melibatkan perguruan tinggi se-Kota Malang. Harapannya, kampus juga turut ambil bagian dalam menata lingkungan.
Melibatkan perguruan tinggi pada perlombaan yang dikemas dalam Festival Rancang Malang 2016 yang bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Malang itu sebagaimana diungkapkan Wali Kota Malang Moch. Anton. ”Kami melibatkan perguruan tinggi supaya memberikan sumbangsih pemikirannya dalam pembangunan wilayah di Kota Malang,” kata Anton kepada 57 lurah se-Kota Malang saat sosialisasi Festival Rancang Malang 2016 di ruang sidang Balai Kota Malang, kemarin (1/8).
Anton berharap pelibatan perguruan tinggi itu juga supaya mereka tidak hanya sibuk menarik ribuan mahasiswa saja untuk kuliah di Kota Malang. ”Perguruan tinggi juga harus memikirkan dampak lingkungan yang mereka timbulkan,” kata wali kota berlatar belakang pengusaha ini.
Untuk itu, sambung Anton, pihaknya juga bakal memanggil seluruh rektor dari perguruan tinggi yang ada di Kota Malang untuk berkoordinasi terkait hal tersebut.
Nantinya, perguruan tinggi akan dimintai keterlibatannya dalam bentuk jasa pendampingan. Mereka akan mendampingi tim dari masing-masing kelurahan. Harapannya, penyusunan perencanaan di masing-masing kelurahan yang ikut lomba benar-benar melalui penghitungan matang dan siap direalisasikan.
Dalam kesempatan itu, Anton menyatakan keterlibatan media Jawa Pos Radar Malang untuk membuat semua lapisan masyarakat mengetahuinya. Termasuk juga pemerintah pusat biar tahu bahwa Kota Malang memiliki banyak inovasi yang inspiratif.
Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad yang hadir dalam sosialisasi itu menyatakan pelibatan media dapat memetakan persoalan. Menurutnya, melalui publikasi karya yang inovatif dapat diketahui oleh publik. ”Kami akan tahu dan mendapatkan nilai komprehensif akan masalah yang sudah terjadi maupun potensi permasalahan yang akan timbul nantinya,” kata Kurniawan.
Terkait sinergi pemerintah daerah dengan perguruan tinggi, Kurniawan menyatakan, sudah seharusnya hal tersebut dilakukan. Dengan demikian, perguruan tinggi tidak hanya konsentrasi pada pembangunan di dalam kampus, tapi juga pada lingkungan di sekitarnya.
Sedangkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Wasto menyampaikan, dalam kompetisi ini setiap kelurahan harus mengajukan satu lokasi yang akan diajukan sebagai masterplan atau rencana induk. Masing-masing kelurahan nantinya akan diwakili oleh satu tim yang maksimal terdiri dari tiga orang dengan satu pendamping dari perguruan tinggi.
Nantinya setiap tim akan diberikan waktu selama 60 hari untuk merancang detail engineering design (DED) pembangunan di kelurahan masing-masing. Dari hasil koordinasi sebelumnya, fase perancangan bersama masyarakat tersebut akan dimulai pada 26 Agustus hingga 25 Oktober mendatang.
Seperti diketahui, kesuksesan Pemkot Malang bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Malang dalam menggelar Otonomi Award 2016 itu dilanjutkan dengan pembangunan kampung-kampung ikonik. Event yang digelar oleh Bappeda Pemkot Malang itu dikemas dalam Festival Rancang Malang 2016.
Festival tersebut terinspirasi dari keberadaan kampung-kampung yang punya kekhasan dan banyak memberikan manfaat bagi warga sekitar. Event itu diikuti 57 kelurahan se-Kota Malang.
Inspirasi tersebut datang dari inovasi para pemuda yang serius dalam membangun daerahnya. Imbasnya, membuat lingkungan menjadi terkenal sesuai dengan karakter yang mereka bangun. Kelurahan Purwantoro misalnya, dikenal dengan Kampung 3G (Glintung Go Green), Cemorokandang dengan Kampung Sinau, dan Blimbing dengan Rumah Baca Krambil-nya.
Untuk penyelenggaraan festival ini, bappeda juga menggandeng tim juri yang terdiri dari praktisi Indonesian Administrative Professional Association (IAPA), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), dan akademisi. (iik/c2/yak)
Sumber :http://radarmalang.co.id/